Aku Bahagia Ketika Kau Bersama Dia

Tiga belas tahun yang lalu kita hanya sebatas teman saja.

Akan tetapi, dengan tiba-tiba Allah mempertemukan kita tanpa disengaja.

Aku pun tak mengenali kamu, meski kamu mengenaliku.

Beberapa kali kita tanpa sengaja bertemu, akhirnya kau memberanikan memperkenalkan dirimu.

Sayang sekali, aku tak pernah menganggap itu special.

Bagiku kamu hanyalah sebatas orang tak dikenal dan sedang bercanda.

Meskipun begitu, kamu dengan beraninya mengutarakan perasaanmu kepadaku dan ingin ke jenjang yang serius. Kamu juga mengatakan tidak akan main-main lagi sama wanita.

Dari perkataan tersebut, aku yakin bahwa kamu mungkin mengutarakan itu juga kepada beberapa wanita lain.

Setelah beberapa pertimbangan, aku pun melakukan penolakan terhadapnya karena alasan yang syar’i dan aku perjelas kita hanyalah sebatas teman seperti 13 tahun yang lalu.

Aku juga menyarankan kepadanya agar mencari wanita lain yang sepadan dan tentunya sudah siap ke jenjang pernikahan.

Meski aku sudah mengatakan hal itu, tetap saja ia menggangguku.

Akhirnya, aku pun membuat persyaratan yang tak mungkin bisa ia capai.

 

Semenjak saat itu, ia menghilang tanpa kabar.

Suatu hari aku mengerjainya untuk mengutarakan bahwa mungkin aku ada rasa dengannya, tetapi aku lebih suka lagi jika ia telah mendapatkan pujaan hati yang baru.

Saat aku mengutarakan hal itu, ia menyadari bahwa aku tidak mungkin bisa suka kepadanya.

Dari sini rencanaku berhasil membuatnya sadar bahwa memang kita tidak bisa bersama dan akhirnya dia memblokir medsosku.

 

Selang beberapa bulan kemudian, dia telah menemukan pujaan hati yang baru.

Dan ternyata pujaan hatinya adalah keponakan dari temenku.

Saat itu aku merasa dunia terlalu sempit sekali, semuanya masih berada di lingkungan sekitarku.

Meskipun begitu, aku selalu mendoakan agar dia segera menikah dan bisa setia dengan pasangannya.

Aku tak ingin wanita itu dipermainkan, karena sudah sama-sama di usia yang bukan untuk main-main.

Akhirnya, tepat di usianya yang bertambah ia pun menikahi wanita itu.

Aku sangat bahagia sekali, akhirnya pencarianmu sudah berakhir kepada wanita itu.

Semoga kamu menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.

Senantiasa setia pada pasanganmu dan bisa menghadapi segala rintangan yang mungkin akan ditemui dalam rumah tangga.😊😀😉

Share:

Jangan Terpaksa Menerima Cintanya

 

Cinta bisa hadir secara tiba-tiba tanpa kita tahu sebelumnya.

Cinta hadir dengan begitu mudahnya dan terkadang pergi juga dengan mudah.

Saat rasa cinta itu hadir dalam diri kita.

Tentu kita akan mengharapkan penerimaan yang sama dari pihak yang kita cintai.

Akan tetapi, cinta tak semudah itu.

Terkadang, kita mencintai seseorang tapi dia tidak menerima kita.

Atau sebaliknya dia mencintai kita, tapi kita tidak bisa menerimanya.

Bahkan ada pula yang menerima cinta seseorang karena terpaksa.

Apakah ada menerima cinta karena terpaksa?

Menurutku sih ada, tetapi mungkin untuk hal-hal tertentu yang keadaannya sulit.

Mungkin kita awalnya merasa kasihan atau merasa pengorbanannya terlalu besar atau dia selalu mengejar tanpa kenal lelah, sehingga kita membalas dengan menerimanya.

Bagi dia yang mencintai kita, tentu ia bahagia saat kita menerimanya.

Akan tetapi, bagi kita sungguh itu hanya membohongi perasaan diri sendiri dan benar-benar menyiksa.

Apalagi jika kita sama sekali tidak menginginkannya.

Pastinya hati kita selalu menolak dan hanya sebatas menghargainya.

 

Banyak orang bilang, cinta bisa hadir karena terbiasa bersama.

Apa benar demikian? Nyatanya meski kita sudah berusaha untuk mencintainya tetap saja logika dan hati tidak bisa.

Kita hanya terus-menerus menyakiti diri sendiri meskipun orang lain bahagia.

Jadi, lebih baik kita jujur dari awal bahwa kita tidak bisa menerima.

Melakukan penolakan terhadap orang yang mencintai kita itu boleh-boleh saja.

Karena perasaan cinta itu tidak bisa dipaksakan.

Cinta yang sesungguhnya jika keduanya saling menerima dengan tulus.😊😍

 

 

 

Share: