Kemuliaan Seseorang


Hidup di dunia memang sebuah perjuangan.
Di mana ujian akan terus membersamai kita.
Baik itu ujian kesenangan atau kesusahan.
Semuanya akan silih berganti, sepertinya halnya ada siang dan malam, 
ada laki-laki dan perempuan.
Akan tetapi, kebanyakan manusia lalai dan berkeluh kesah ketika diuji.
Ketika diuji dengan harta melimpah, maka ia menggangap telah dimuliakan oleh Allah. Dan sebaliknya, jika ia diuji dengan kemiskinan akan berkeluh kesah dan berprasangka bahwa Allah menghinakannya.
Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Fajr ayat 15-16:
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
Padahal orang yang mulia disisi Allah adalah orang yang bertakwa.
Allah tidak memuliakan atau menghinakan seseorang dari banyak sedikitnya harta.
Karena hakikatnya harta merupakan ujian.
Jika diberi kekayaan berlimpah tapi malah sombong menganggap harta yang dimiliki karena usahanya. Itulah orang yang dihinakan oleh Allah lewat hartanya.
Sebaliknya jika dia miskin, tapi bertakwa. Inilah orang yang dimuliakan Allah.
Jadi, saat kita diuji dengan kesenangan maka bersyukurlah.
Sebaliknya ketika diuji dengan kesusahan, maka bersabarlah dan optimis kita pasti bisa melewatinya.
Karena hakikatnya Allah menguji kita sesuai kesanggupannya.
Jika terasa berat, mungkin emang harus kerja keras dan maksimalkan potensi kita.
Semakin berat ujian yang dihadapi, maka kemampuan kita juga makin terasah.
Dan kita jadi mengetahui seberapa besar kemampuan kita,
mungkin di luar yang kamu kira sebelumnya.
Jadi, apapun yang terjadi pada kita semuanya atas kehendak Allah.
Kita harus bisa menyikapinya dengan bijak dan bisa mengambil hikmah dibalik peristiwa yang kita lalui.😊😉
Share:

Everyone Shall Taste of Death


 
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kematian?
Umumnya pembicaraan mengenai kematian akan membuat setiap orang takut.
Akan tetapi, kematian adalah suatu hal yang pasti dan akan menjumpai setiap makhluk yang bernyawa.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Anbiya’ (21:35):
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami”.
Ingatlah kematian datang tanpa mengenal waktu dan usia.
Jika kematian telah menjumpai kita, maka kita tidak akan mampu menghindari, menolak, atau menundanya.
Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Jumuah (62:8):
“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Oleh karena itu, mari kita senantiasa mengingat mati dan memperbanyak amal saleh.
Karena tujuan hidup kita sebenarnya adalah akhirat.
Jangan sampai kita terlalu mengejar urusan duniawi, tetapi akhirat kita lupakan.
Realitanya memang kebanyakan manusia terlalu memburu perhiasan dunia
dan bermegah-megahan dalam harta.
Akan tetapi, kita sebagai orang yang beriman harus berani melawan arus.
Kita harus memilih tujuan utama hidup kita adalah akhirat.
Jika tujuan utama kita akhirat, maka Allah akan menghimpun segala urusan kita.
Dan membuat hati kita merasa cukup atas rezeki yang diterima.
Berbeda halnya jika tujuan utama kita dunia,
maka Allah akan mencerai-beraikan urusan kita.
Dan kita tidak akan pernah merasa cukup melainkan merasa kurang terus-menerus demi menumpuk harta dan merealisasikan keinginan.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Asy-Syura (42:20):
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.”
 
Share: