Fee Vs Identitas Bagi Penulis Nonfiksi




Mimpi menjadi seorang penulis nonfiksi
tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Rana.
Akan tetapi, jalan hidup ternyata membawanya masuk ke dunia tersebut.
Ketika menunggu wisuda beberapa bulan lagi, tiba-tiba ia mendapat suatu pesan dari seseorang yang tak begitu akrab dengannya yaitu mas Ricky.
“Assalamu’alaikum dek Rana.” Ini saya mas Ricky.
“Dek, ini saya ada tawaran bekerja di suatu perusahaan yang bergerak di bidang teks nonfiksi. Kalau berkenan bisa segera mendaftar ke perusahaan tersebut ya. Tinggal bilang dapat info dari Ricky.”
Saat itu, Rana sangat senang bisa mendapat pesan dari mas Ricky dan ditawari pekerjaan.
Rana pun segera menghubungi contact person perusahaan yang bersangkutan.
Respon dari pihak perusahaan juga sangat cepat.
Tak disangka, ia langsung diminta untuk interview dan tes tulis.
Setelah interview dan mengikuti tes, hasilnya akan diumumkan dengan segera.
Tak lama kemudian, hasil tes pun keluar dan Rana pun diterima di perusahan tersebut.
Rana tak hentinya mengucap syukur kepada Allah Swt.
Ia sangat percaya bahwa rezeki bisa datang tanpa disangka-sangka, dan tidak akan pernah salah tempat atau waktu.
Awal jadi penulis nonfiksi sungguh agak berat.
Karena yang dikerjakan tidak hanya bidang yang disukai, tapi bidang lain juga yang belum tercover.
Walaupun begitu, Rana tetap optimis bahwa ia bisa melakukannya dengan baik.
Ia menganggap setiap kesulitan merupakan sebuah tantangan yang harus ditakklukkan.
Jika ia bisa melampuinya, maka kemampuannya meningkat.
Rana dalam bekerja sangat idealis dan professional.
Ia juga rela meluangkan waktu di rumah untuk mengerjakan tugas kantor.
Harapannya agar tulisan yang dihasilkan layak dibaca dan memudahkan siswa untuk mempelajari setiap materi yang disajikan.
Bagi Rana idealis itu penting, karena sebuah tulisan itu harus maksimal dan tidak boleh setengah-setengah.
Ada beberapa rekan yang menganjurkan untuk realistis.
Akan tetapi, ia masih tetap dengan idealisnya.
Ia juga berani melawan arus, walaupun dirasa berat.
Karena ia yakin prinsip itu penting, untuk menunjukkan karakter dirinya.
Suatu ketika ia mendapat freelance pertama mengenai teks nonfiksi, ya memang tim pengerjaannya.
Fee dan identitas belum diketahui berapa dan siapa, ia langsung terima.
Rana begitu polosnya dan tidak mengetahui sistem dalam dunia redaksional.
Setelah buku tersebut selesai, ternyata ia dan rekannya hanya sebatas ghost writer.
Fee juga tidak sebanding dengan naskah yang ia hasilkan, karena tingkat kesulitan tinggi dengan referensi dari luar negeri pula.
Walaupun begitu, ia tidak menyesal karena yang ia kerjakan porsinya lebih kecil.
Dari pengalaman tersebut, ia sadar bahwa identitas dan fee itu penting.
Ketika ditawari freelance, maka kita harus menganalisis job tersebut terlebih dahulu.
Kemudian tanyakan fee-nya dan statusnya apakah ghost writer atau writer.
Jika sesuai dengan kita, bisa diambil. Jika tidak gak perlu diambil.
Pada lain waktu, ia mendapat freelance dari kantornya.
Jika dilihat dari fee, maka terlalu murah.
Akan tetapi, karena saat itu situasi mendesak dan tidak ada pilihan lain.
Ia memutuskan mengambilnya.
Ia beranggapan, jika ia tidak mengambil, maka ia yang merevisi naskah dari penulis luar.
Jadi, ia gak dapat tambahan penghasilan dong dan agak rugi melewatkan kesempatan.
Di tengah perjalanan, freelance pun macet karena buku yang bersangkutan tidak jelas mau dicetak atau tidak.
Sempat vakum hampir setahun dan nasib buku pun tidak ada harapan.
Di akhir-akhir ini ada info terbaru, bahwa buku tidak dicetak dalam waktu dekat, tapi tetep dipakai untuk kedepannya.
Di tambah lagi fee-ya turun drastis.
Fee-nya disamakan dengan buku yang tidak terpakai.
Padahal buku yang Rana ambil masih terpakai untuk kedepannya, tinggal revisi sedikit jika kurikulum direvisi. Jadi, untuk harga tersebut ia merasa rugi.
Biar sama-sama untung, maka lebih baik tidak menyerahkan buku tersebut.
Kalau buku lain yang tidak dipakai fee-nya 60% dari awal.
Masa buku yang bisa terpakai hanya 40% dari awal.
Rugi banget kan…😉😉😊

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar